Sunday, November 20, 2011

mari, sini !

source : http://2.bp.blogspot.com/-49Vc5TSHsUM/TfI78beV_LI/AAAAAAAAADo/RFvetOQ7UUM/s1600/smile.jpg

aku ingin melukis wajahmu
yang dengan santun kau kerutkan didepan kaca.
aku ingin melukis matamu,
yang bening menyipit saat pipimu kau mainkan dengan tiupan canda.
mari sini,
jadikan aku pendengar pertama saat kau ragu bertanya : "aku gemukan yah ?"
source : http://www.flickr.com/photos/45447707@N00/3457784455/

"Pada suatu senja nanti, di hari yang entah kapan,
kita akan dipaksa sadar bahwa hujan lebih berharga dari pelangi."

Monday, November 14, 2011

Hari Pahlawan

 
“Tak ada lencana yang lebih menawan dalam kebudayaan nasional modern daripada monumen - makam para tentara tak dikenal. …Makam-makam tersebut telah dipenuhi dengan khayalan nasional yang menghantui,”
-Benedict Anderson dalam Imagined Communities-

Friday, November 11, 2011

Ia adalah Iya.

"iya...", suara Bapak terdengar sayup. 
Ku lihat layar handphone, lama panggilan terakhir 3 menit 15 detik.
Aku sedang tidak ingin berpikir, apa yang Bapak lakukan setelah tiga menit lima belas detik mendengar anak lelakinya sudah pandai membentak.

Kudengar mereka menemui Bapak.
Anak lelakinya dihujat.
Bapak marah. Bapak panik. Tapi Bapak tidak kecewa.
"Iya.." kata bibirnya, tapi tidak matanya.


"iya.." adalah Bapak.
Ia yang meskipun kini terlihat bodoh tak pernah berubah,
"Iya..." yang tak pernah gentar menantang garam juga asam.
"Iya..." yang adalah bekal madu kami.

Tuhan,
beri kami lebih dari tiga menit lima belas detik.

Wednesday, November 9, 2011

seribu delapan ratus.

Tiada hari yang tidak Ia habiskan di tepi pantai ini. Tak peduli apakah hari ini matahari akan bertemu bulan di tempat biasa, atau justru bulan yang berlari menghindari matahari. Bagi nya cepat atau lambatnya waktu tak lagi menjadi hal yang menarik. Ia memilih menjadi buta dibalik bingkisan sinar matanya yang teduh, persis seperti ia terbiasa menjadi besi di balik balutan kulit yang terus meronta dikala siang dan menggigil di waktu malam.

Hari ini tepat hari ke 1800 ia merayakan kesendiriannya di pantai ini. Ia tau betul karena tak satu haripun terlewatkan olehnya tanpa menghitung hari. Memang 1800 hari bukanlah waktu yang sebentar. Jika saja jagung dipanen pada usia 1800 hari, tentu tidak ada istilah ‘seumur jagung’. Tapi hitungan 1800 ternyata belum juga mampu memberikan jarak yang jauh dari hari terakhir yang ia ingat.

bedmate

“Teach me how to dream…help me make a wish…If I wish for you, will you make my wish comes true…?”

Plodding on my hands, I take a small radio. I do not even need your presence form anymore in such these moments. Moreover, I only do not want my life purposes and dedications to you become disturbed just because of classic songs with lower pop lyrics ala Robbie Mc Auley. I push the ‘off’ button and then put it back on the previous place, on the table.

I turn my bodies and arm position; again I come into sight over every span of her calm face, although a half of my consciousness is still left behind the song. It is felt peculiar if our routine habit between you and me tonight should be disturbed only by the lyrics. Switching off the radio is the right choice, isn’t it?

Radio ?! I cannot believe that this simple thing I bought from my saving is still looked young. A small radio which once became my most logical reason for me to be able to visit your town in that time, now it makes me smile alone. Maybe my smile now is not similar as my friends’ smile before, when I said I want to go to another town for delivering the radio. Imagine that you all, friends, I spontaneously chuckle till I have no opportunity thinking about your pillow (read: my chest) certainly jolting.

“Sssstt….,” I mumble in the fatigue.

Merbabu 3145mdpl

 

 





Merapi 2968mdpl (7 - 8 Oktober 2011)