Bagaimana caranya menjaga agar langkah terus tercipta saat yang kau inginkan hanya duduk diam mengamati bayangannya ?
Bagaimana kau menggambarkan hati yang membuncah sedang pensilmu,warna-warnamu kau rasa tak cukup pantas menjadi saksi sejarah yang tengah bergulir ?
Bagaimana rasanya bangun dan dihujani hadiah terindah pertama pagi;ingatan tentang nya ?
Bagaimana rasanya mengabaikan ? mengabaikan esok yang tak pasti ?
Bagaimana menemukan keberanian untuk mengantar persembahan, dengan satu harapan kau dianggap ada karena kehadiranmu,bukan persembahanmu ?
Bagaimana mengulang kelegaan yang kau rasa, sesaat setelah ribuan kata berlalu,merasakan setiap tawanya seiring dengan detik yang kalian habiskan ?
Bagaimana rasanya enggan berfikir,enggan menyimpulkan,karena bukankah kedamaian seperti ini sudah cukup membuat mu tidur setelah mendoakannya terlebih dahulu ?
Bagaimana mungkin kau terbiasa mendengar lagu yang ia suka ?
Bagaimana menggambarkan kata ‘’sabar” yang kau ucapkan padanya saat ia terluka sedang pelukanmu tak tahan lagi bersembunyi,menanti untuk didekapnya,lebih erat ?
No comments:
Post a Comment